Jumat, 28 Januari 2011

3 TIPE DASAR KOTBAH


oleh HOMILETIK (TEORI KOTBAH)
Bentuk catatan Kotbah secara umum ada 3, yaitu: Eksposisi, Topikal dan Tekstual. EKSPOSISI = semua point diambil dari satu rangkaian teks sj. TOPIKAL = point2 disusun berdasarkan urutan tertentu dan dasarnya dari berbagai ayat yg sesuai point. TEKSTUAL = memakai konteks dari rangkaian teks sebagai Topik kotbah, point2nya seperti topikal. Masing2 memiliki kelebihan dan kekurangannya. Kapan pakai Eksp atau Topikal atau Tekstual? Itu sesuai ide dan tujuan awal yg Tuhan tanamkan dlm hati.

BUKU-BUKU ALAT BANTU PENGGALIAN
oleh HOMILETIK (TEORI KOTBAH)
Pada Masa kini tidaklah sulit untuk mencari buku-buku yang dirancang khusus guna memperlengkapi pembaca dalam mempelajari Alkitab. Semuanya ini hanya alat bantu yang akan membuat kita semakin lebih mengerti Firman Tuhan yang sedang menjadi fokus bahasan. Dengan hal ini akan membuat kita semakin kagum dengan Alkitab dan membawa kita pada satu kesimpulan bahwa Inspiratornya BUKAN manusia melainkan Tuhan. Sehingga alat bantu ini jangan dijadikan atau dipakai yang pertama, melainkan sebagai pelengkap atau perbandingan dari apa yang telah kita dapatkan. Dan itu tidak harus semua dipakai atau diterima. Tetap harus digumulkan.
Alat bantu yang dapat dipakai, yaitu diantaranya sebagai berikut:

1. Konkordansi Alkitab.
a. Konkordansi Alkitab
Konkordansi ini sudah ada yang dalam Bahasa Indonesia, dikerjakan oleh Dr. D. F. Walker yang diterbitkan oleh BPK Gunung Mulia dan Kanisius.
b. Strong Exhaustive Concordance of The Bible.
Konkordansi ini dalam Bahasa Inggris dan telah menjadi referensi standar pemahaman Alkitab selama beberapa dekade ini. Dalam konkordansi ini, kata-kata disusun menurut abjad (teks KJV) menawarkan referensi silang yang sangat menolong.

2. Ensiklopedi Alkitab.
Ensiklopedia Alkitab biasanya merupakan titik mula yang baik untuk memahami dengan lebih dalam sebuah kitab atau topik khusus. Buku ensiklopedia bahasa Indonesia yang ada :
a. Ensiklopedia Akitab Praktis, diterbitkan oleh Lembaga Literatur Baptis.
b. Ensiklopedia Perjanjian Baru, diterbitkan oleh Kanisius.
c. Ensiklopedia Alkitab Masa Kini, diterbitkan oleh Yayasan Gandum Mas.

1. Buku Pegangan Alkitab (Handbook)
Buku Pemahaman Alkitab yang berisi: pengantar latar belakang, tabel-tabel informasi, atlas, gambar-gambar dan komentar ringkas.
a. The New Unger’s Bible Handbook, diterbitkan oleh Moody Press.
b. Eerdman’s Handbook to The Bible, diterbitkan oleh Eerdmans Publishing Company.
c.
2. Kamus Alkitab
Kamus Alkitab memuat penjelasan kata-kata penting dalam Alkitab.
a. Kamus Alkitab, diterbitkan oleh Nusa Indah.
b. Kamus Alkitab, diterbitkan oleh YPI Immanuel.
c. Kamus Teologia, diterbitkan oleh BPK Gunung Mulia.

3. Buku Tafsiran Alkitab.
a. Tafsiran Alkitab Masa Kini (3 Jilid), diterbitkan oleh Yayasan Komunikasi Bina Kasih.
b. Tafsiran Alkitab, ditrbitkan oleh BPK Gunung Mulia.
c. Dan Tafsiran Kitab-kitab tertentu yang banyak diterbitkan oleh penerbit-penerbit.

4. Atlas Alkitab
a. Atlas Alkitab Masa Kini, diterbitkan oleh SAAT.
b. Atlas Alkitab, diterbitkan oleh BPK Gunung Mulia.
c. Peta Alkitab, diterbitkan oleh SAAT.


5. Kamus Bahasa.
a. An Expository Dictionary of Biblical Word, karya W. E. Vines diterbitkan oleh Revell.
b. Theological Wordbook of the Old Testament (2 Vol), diterbitkan oleh Moody Press.
c. Dictionary of New Testament Theology (3 Vol.), diterbitkan oleh Zondervan Publishing House.

6. Buku Referensi Topikal Alkitab.
Semua ayat dalam topik-topik khusus dikumpulkan dan diklasifikasikan, seperti buku Nave’s Topical Bible, diterbitkan oleh Moody Press (Sudah diterjemahkan oleh SAAT, 2 Jilid).

7. Pengantar Alkitab.
Pengantar Alkitab menawarkan pandangan tentang penulis, teologia dan latar belakang sejarah.
a. Pengantar Perjanjian Lama, diterbitkan oleh BPK Gunung Mulia.
b. Mari Mengenal Perjanjian Lama, diterbitkan oleh BPK Gunung Mulia.
c. Pengantar Perjanjian Baru, diterbitkan Kalam Hidup.
d. Dunia Perjanjian Baru, diterbitkan oleh Yakin dan Gandum Mas

EMPAT PRINSIP PENAFSIRAN
oleh HOMILETIK (TEORI KOTBAH)
Aturan penafsiran dibagi menjadi empat kategori: Umum, gramatikal, Sejarah, dan Teologi.
1. Prinsip penafsiran Umum adalah prinsip-prinsip yang berhubungan dengan subjek penafsiran keseluruhan. Ini bersifat universal bukannya terbatas pada pertimbangan khusus, yang terdapat dalam tiga bagian lainnya.
2. Prinsip penafsiran gramatikal adalah prinsip-prinsip yang berkaitan dengan teks itu sendiri. Ini berdasarkan pada aturan-aturan dasar untuk memahami kata-kata dan kalimat dalam teks yang sedang diselidiki.
3. Prinsip Penafsiran Sejarah adalah prinsip-prinsip yang berhubungan dengan latar belakang atau konteks saat kitab-kitab Alkitab ditulis. Politik, ekonomi, dan situasi budaya saat penulisan itu penting dalam mempertimbangkan aspek historis sewaktu penyelidikan teks Firman Tuhan.
4. Prinsip Penafsiran teologis adalah prinsip-prinsip yang berkaitan dengan pembentukan ajaran Kristen. Prinsip ini adalah, kebutuhan, aturan-aturan yg "luas", untuk doktrin harus mempertimbangkan semua yang Alkitab katakan tentang suatu subjek tertentu

KUALIFIKASI DALAM MENAFSIR ALKITAB
oleh HOMILETIK (TEORI KOTBAH)
1. Tidak ada yang sepenuhnya dapat memahami makna dari Alkitab kalau dia belum dilahirkan kembali. Orang yang belum selamat adalah buta secara rohani (2 Kor. 4:4) dan mati (Ef 2:2). (1 Kor 2:14)
2. Disamping lahir kembali, juga diperlukan rasa hormat dan minat dalam Tuhan dan FirmanNya sangat penting untuk menafsirkan Alkitab dengan benar.
3. Kualifikasi spiritual lainnya adalah sikap doa dan kerendahan hati.
4. Alkitab juga harus didekati dengan kemauan untuk mematuhinya, kesediaan untuk mempraktekkan apa yang telah dipelajari. Selidiki bukan utk pengetahuan tapi utk dipraktekkan.
5. Kita juga harus bergantung pada Roh Kudus.
a. PeranNya tidak berarti bahwa penerjemahan Alkitab tidak bisa salah. Ketidakmungkinsalahan dan kekeliruan adalah karakteristik Alkitab, terutama naskah asli, tetapi tidak terjemahan Alkitab.
b. Pekerjaan Roh Kudus dalam penafsiran tidak berarti bahwa Dia memberikan kepada penafsiran sebuah pengertian yg "tersembunyi" yg makna berbeda dari norma, arti harfiah dari ayat tersebut.
c. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, seorang Kristen yang hidup dalam dosa adalah rentan untuk membuat interpretasi Alkitab tidak akurat karena hati dan pikiran tidak selaras dengan Roh Kudus.
d. Roh Kudus menuntun ke dalam semua kebenaran (Yohanes 16:13). Kata, "guide" atau memimpin itu berarti, memimpin ke jalan atau panduan di sepanjang jalan.
e. Cara Roh Kudus dalam menafsirkan Alkitab berarti bahwa Dia tidak memberikan intuitif tiba-tiba sekejap mata mengenai makna teksi. Banyak bagian-bagian yang sudah dimengerti, tapi arti lain yang terungkap akan bertahap diperoleh sebagai hasil penelitian yang cermat.
f. Peran Roh Kudus dalam penafsiran itu memiliki arti bahwa Alkitab itu dapat dipahami oleh semua orang percaya. Penafsiran itu bukan hanya dilakukan oleh Sarjana Teologi saja.

PRINSIP UMUM PENAFSIRAN
oleh HOMILETIK (TEORI KOTBAH)

1. PRINSIP PERTAMA: Harus beranjak dari asumsi bahwa Alkitab adalah berkuasa.

2. PRINSIP DUA: Alkitab menafsirkan dirinya sendiri; Alkitab penjelasan terbaik Alkitab.
1. Biarkan Alkitab menjadi tafsirannya sendiri.
2. Ayat-ayat Alkitab yang kurang jelas itu ditafsirkan dalam terang ayat-ayat yang jelas.

3. PRINSIP KETIGA: Iman yg menyelamatkan dan Roh Kudus itu penting bagi kita untuk memahami dan menginterpretasikan dengan benar Kitab Suci.

4. PRINSIP EMPAT: Pengalaman pribadi penafsir harus diterangi Firman Tuhan dan bukan Firman Tuhan diterangi pengalaman pribadi penafsir.

5. PRINSIP LIMA: Contoh-contoh Alkitab itu berkuasa kalau didukung oleh sebuah perintah.

6. PRINSIP ENAM: Tujuan utama dari Alkitab adalah untuk mengubah hidup kita, tidak hanya untuk menambah pengetahuan kita.

7. PRINSIP TUJUH: Setiap orang Kristen memiliki hak dan tanggung jawab untuk menyelidiki dan menafsirkan Firman Tuhan untuk dirinya sendiri.

8. PRINSIP DELAPAN: sejarah Gereja itu penting tapi tidak untuk menentukan dalam penafsiran Kitab Suci.

PRINSIP PENAFSIRAN GRAMATIKAL
oleh HOMILETIK (TEORI KOTBAH)

PRINSIP KESATU: Kitab Suci hanya memiliki satu makna dan harus dilihat secara harfiah.
PRINSIP KEDUA: Kata-kata penafsir harus selaras dengan makna awal penulis.
PRINSIP KETIGA: Menafsir sebuah kata dilihat dalam kaitannya dengan kalimat dan konteksnya.
PRINSIP KEEMPAT: Menafsir sebuah pesan teks dengan melihat konteksnya.
PRINSIP KELIMA: Bila benda mati digunakan untuk menggambarkan makhluk hidup, pernyataan tersebut dapat dianggap figuratif.
PRINSIP KEENAM: Bila sebuah ekspresi dari karakter dijelaskan dengan benda, pernyataan tersebut dapat dianggap figuratif.
PRINSIP KETUJUH: Bagian-bagian dan penggambaran dari sebuah perumpamaan itu menyatakan satu kenyataan tertentu.
PRINSIP untuk Interpretasi Perumpamaan
1. Tentukan tujuan perumpamaan.
2. Pastikan Anda menjelaskan bagian-bagian yang berbeda dari perumpamaan sesuai dengan desain utama.
3. Jangan mencoba untuk membuat perumpamaan 'berjalan merangkak'.
4. Perumpamaan diberikan untuk menggambarkan pengajaran bukan untuk tidak dinyatakan.
5. Validasi kebenaran utama perumpamaan dengan pengajaran langsung dari Kitab Suci.

PRINSIP KEDELAPAN: Tafsirkan perkataan para nabi dalam arti umum mereka, literal dan historis, kecuali konteks atau cara mereka terpenuhi jelas menunjukkan bahwa mereka memiliki makna simbolik. pemenuhan mereka mungkin dalam cicilan, pemenuhan masing-masing menjadi jaminan yang yang mengikuti.

Tidak ada komentar: