Selasa, 05 April 2011

CONTOH: PENAFSIRAN TEKS HIKMAT ( PENGKHOTBAH 5:9-6-2)



I. BENTUK KONTEKS DAN STRUKTUR
Kitab pengkhotbah adalah masuk kelompok kitab hikmat atau kebijaksanaan dalam alkitab, pengkhotbah memeriksa dan menyelidiki dengan teliti banyak aspek untk menemukan magna eksistensi hidup manusia di bawah matahari. Pada konteks di atas kesia-siaan uang atau kekayaan tanpa relasi dengan Allah. Kekayaan adalah karunia Allah dan tidak perlu di tolak, tetapi jangan sampai kekayaan kita meninggalkan Allah.
II. PENAFSIRAN TERINCI
A. Mencintai uang atau kekayaan tidak akan dipuaskan oleh uang ( 5:9)
Orang tidak akan puas dengan uang dan menjadikan uang sebagi tujuan hidup yang tidak pernah merasa cukup. Puncaknya uang akan menjadi tuan dan manusia menjadi budaknya. Bila aspek uang ini terlalu tinggi ( tanpa relasi horizontal ---tanpa Tuhan ) adalah sia-sia
B. Bertambahnya kekayaan bertambah pula kecemasan (5:10-11)
Banyaknya orang yang bersandar kepada orang kaya serta bergantung dan tidak dapat menghindar. Uang yang dimiliki orang kaya tidak dapat membeli tidur yang nyenyak, sebaliknya hamba harus menjaga tuannya, agar tidak diambil orang lain.
C. Kekayaan dan kecemasan bersifat sementara ( 5:12-16)
Kekayaan yang dikumpulkan susah payah kan hilang dalam sekejap dan tiba- tiba menimbulkan guncangan hebat dan mendatangkan strees, bahkan penyakit yang berbahaya bagi pemiliknya. Pengkhotbah menunjukkan uang tidak menghargai pengagumnya bahkan bias menghancurkan orang yang mencintainya.
Ada juga orang yang mencintai uang namun di habiskan dalam kegelapan dan kesedihan. Sangat bahaya orang yang serakah karenakan terjerat dalam berbagai nafsu yang mencelakakan dan menyiksa dirinya.
D. Kekayaan dalam perspektif Allah ( 5:17-19)
Setiap orang akan bersenang bila hasil jerih payah selama hidup itu merupakan pemberian Allah. Semua yang kita lakukan harus menurut standar Allah dan di terima sebagi karunia Allah. Pengkhotbah juga menjelaskan menikmati kekayaan adalah karunia Tuhan dan diperlakukan menurut kehendakNya.
E. Kekayaan tanpa Karunia untuk menikmati ( 6:1-2)
Allah sebagai sumber kekayaan dan kebahagiaan sehingga kekayaan itu merupakan karunia Tuhan yang dapat dinikmati
III. CATATAN UNTUK KHOTBAH
1. Orang Kristen harus sadar akan perangkap materialism.
Tidak boileh mempertuankan uang (mammon) , uang harus di tempatkan pada tempatnya yaitu sebagai berkat Allah.
2. Kebahagian dan keselamatan sejati tidak dapat dibeli oleh kekayaan
Keselamatan merupakan potensi yang besar sebagai pembayaran atas dosa oleh darah Kristus Yesus ( Ipet 1 :18-19)
3. Kita perlu mengingat waktu kita yang singkat di dunia
Perbuatan kita di dalam dunia akan di perhadapkan pada pengadilan, jadi mempgunakan hidup in sebaik mungkin (pkh 12:14)
4. Orang Kristen tidak menolak uang dan kekayaan
Orang Kristen harus melihat kekayaan sebagi karunia tuhan dan dipergunakan demi kemulyaan Tuhan.
5. Orang Kristen harus jujur mengakui manfaat kekayaan dan keterbatasannya.

PETUNJUK PRAKTIS MEMBUAT DAN MENYAMPAIKAN RENUNGAN ATAU KHOTBAH



A. TUJUAN PERENUNGAN ATAU KHOTBAH
1. Memperdalam iman
2. Panggilan untuk percaya beriman atau bertobat
3. Menyampaikan pengetahuan alkitabiah
4. Merealisasikan kepedulian dan kasih Tuhan
5. Sebagai pertolongan dalam hidup mengikut Yesus

B. HAL YANG PERLU DI PERHATIKAN DALAM PENYAMPAIAN RENUNGAN ATAU KHOTBAH
1. Setiap teks Alkitab merupakan bagaian sejarah keselamatan Allah dengan manusia.
2. Istilah dasar Alkitan harus dimengerti dan di terangkan kepada jemaat secara jelas.
3. Teks harus di pelajari dan di tafsirkan secara teliti
4. Tuhan tidak menghendaki kita untuk memberikan lebih dari pada apa yang kita miliki
5. Tentukan tujuan renungan dan buatlah kerangka yang mendukung penyampaian tujuan tersebut.
6. Beritakanlah injil ( penjelasan akan alas an)
7. Awal dari renungan haruslah menari bagi para pendengar.
8. Berbicaralah secara langsung menggunakan kalimat yang singkat dan di mengerti
9. Berbicaralah dengan sikap yang jujur terhadap diri sendiri
10. Berbicaralah dengan menggunakan berbagai contoh atau gambaran.
11. Berbicaralah dengan mmeperhatikan situasi dan kondisi siapa yang anda hadapi.

C. LANGKAH PRAKTIS UNTUK MEMPELAJARI, MENAFSIRKAN DAN MENGKHOTBAHKAN TEKS ALKITAB
1. Doa : meminta tuntunan dari Tuhan Yesus
2. Penafsiran :membaca, membuat terjemahan yang mudah di mengerti, menjelaskan istilah – istilah, memperhatikan arti dan penggunaan kata kerja, rangkumlah isi utama teks tersebut.
3. Renungkan atau meditasi : untuk mengetahui maksud dan isi teks bagi manusia, adanya penghiburan , ucapan syukur dan pertobatan.
4. Penyususnan khotbah atau perenungan : kumpulkanlah bahan khotbah dan membatasi pokok serta ulasan ( penekanan, siapa yang akan dihadapai dan pertoalan actual yang terjawab dari teks tersebut ). Tentukan jenis pemberitaan atau penyampaian , Kerangka dan pembagian renungan atau khotbah.
5. Kesimpulan :7 hal utama yang perlu di perhatikan dalam menyusun khotbah atau renungan
a. Pemahaman dan penghayatan isi teks yang mendalam
b. Struktur khotbah harus mudah diingat
c. Adanya cerita contoh / ilustrasi yang baik dan mudah diingat
d. Perlunya penerapan atau aplikasi yang tepat
e. Sikap dalam membawakan firman Tuhan haruslah baik
f. Cara berkomunikasi haruslah baik dan sesuai dengan karakter anda
g. Doa memohon bimbingan Roh Kudud dalam khotbah adalah mutlak

Hal di atas merupakan kesimpulan dari cara Yesus berkhotbah :
a. Yesus menerima dan mengsihi para pendengar.
b. Para pendengar merasa di mengerti dan di pedulikan oleh Yesus
c. Yesus berbicara positif ( kabar baik)
d. Khotbahnya memberikan inspirasi
e. Khotbahnya memberikan keyakinan
f. Khotbahnya otentik dan diambil dari realita kehidupan
g. Khotbahnya actual dan menyentuk
h. Khotbahnya mudah dimengerti dan dapat diterapkan]
i. khotbahNya membawa kasih
j. khotbahnya membawa pemulihan
k. khotbahNya mengubah manusia
l. khotbahnya berwibawa ( memiliki kuasa )

Secara praktis kita dapat melihat bagaimana sebagai seorang pengkhotbah haruslah
a. mempersiapkan diri dengan baik
b. menemukan pendahuluan khotbah
c. memformulasikan tujuan khotbah dengan jelas
d. menyingkirkan segala sesuatu yang mengganggu focus para pendengar
e. menyiapkan stuktur khorbah yang jelas
f. menggunakan bahasa yang komunikatif, jelas dan bersifat pribadi
g. memiliki cukup ilustrasi
h. jangan sampai penyampaian bersifat sombong atau menggurui
i. penerapan khotbah harus praktis
j. khotbah harus menyentuh hati para pendengar

PENGERTIAN ISTILAH, PERAN DAN TUJUAN EKSEGESIS dalam ALKITAB


Istilah eksegesis berasal dari kata Yuanani “exegesis” yang berarti memimpin atau membawa ke luar dan dapat di artikan suatu penjelasan eksposisi dan interpretasi Alkitab. Sebagai suatu definisi, istilah eksegesisi berarti menjelaskan suatu kata, kalimat, paragraph atau keseluruhan kitab dengan memimpin ke luar pengertian sebenarnya suatu teks.
Sedangkan tujuan eksegesisi ialah mencari tahu isi dan maksud si penulis dalam sebuah teks dengan memerhatikan corak gaya bahasa yang di gunakan.
Dapat disimpulkan penafsir harus memiliki kebersamaan dengan penulis dalam aspek – aspek berikut :
- Penafsir harus memiliki teks penulis – hal ini bebarti perlu ada kritik teks.
- Penafsir harus mengeri bahasa, corak dan gaya bahasa sastra penulis – adanya studi tata bahasa, gaya bahasa sastra dan pengertian kata.
- Penafsir harus menyelami sejarah penulis –mengetahui latar belakang sejarah – geografis dan kebudayaan mutlak dibutuhkan
- Penfsir harus memiliki konsep pandangan dunia yang sama dengan si penulis.
1. Berbagai metode penafsiran yang kurang baik
a. Metode Alegoris : yaitu memasukan gagasan dan pengertiannya sendiri ke sebuah teks yang semula tidak dimaksudkan oleh penulis.
b. Metode penafsir ayat dan teks secara terisolis atau terpisah : alkitab di pandang sebagai sejumlah ayat yang terisolasi aytau terpisah satu dengan yang lain dan penafsirannya atau pengertiannya terlpas dari konteks sastranya.
c. Metode penafsiran dogmatis : penafsir mengungkapkan kepercayaan atau imannya dan kemudian melihat bagian – bagian alkitab untukmencari dukungan dari pendapat atau presepsi yang telah ia miliki sebelumnya.
d. Metode penafsiran teks parallel: penafsir melihat alkitab sebagai suatu koleksi ayat referensi yang tersebar dan beranggapan bahwa suatu teks dapat di jelaskan langsung oleh sebuah teks parallel lain dalam alkitab.
e. Metode penafsiran secara harfiah ekstrem : penafsir menolak atau mengabaikan untuk menfsirkan suatu ayat secara gambaran ( simbolis).
f. Metode rasional : penafsiran berupaya untuk menafsirkan dan menjeklaskan teks- teks alkitab sesuai dengan apa yang dapat di terima oleh rasio manusia.
g. Metode mitologis : penfsir menggap bahwa factor historis tidaklah penting atau hanya merupakan kulit.

2. Metode penafsiran yang baik : metode penafsiran gramatikal – historical – konstekstual

Metode penafsiran ini berusaha untuk mengerti suatu teks dengan memperhatikan atuaran gramatikan ( tata bahasa) dan sastra, fakta historis, serta kerangka konteks. Dalam metode ini inspirasi ( pengilhaman ) oleh Roh Kudus dalam penulisan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Manusia sebagai subjek mengerti dan melaksanakan kebenaran Allh yang di wahyukan secara tertulis ( objek ).
Firman tuhan di tulis dengan tujuan, hal ini mencakup :
a. Arti suatu bagian Alkitab yaitu arti yang dimaksudkan oleh penulis
b. Corak sastra yang di lipih oleh penulis yaitu medium atau alat komunikasi yang terbaik untuk menyampaikan maksud suatu bagian teks.
c. Bagian – bagian dari suatu teks melayani pengertian keseluruhan tesks stersebut.
Selain itu ada batas – batas yang perlu di perhatikan dalam metode penafsiran gramatikal- historical – konstekstual yang harus dihindari, yaiutu :
a. Tujuan eksegesis yaitu mencari tahu makna teks daapt tenggelam banyak detail teknis eksegetis
b. Kesatuan firman Tuhan secar keseluruhan dapat di abaikan karena pandangan terlalu sempait yang hanya di tujukan pada suatu bagian tertentu.
c. Ada bahaya bahwa prinsip – prinsip pendekatan pada penafsiran di jadikan suatu metode baku dan bukan dilihat sebagai petunjuk yang di maksudkan sebagai bantuan.

3. PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN EKSEGESIS

1. Pentingnya hakikat tugas dan wujud
a. Penyampaian maksud-masud murni dalam Firman Tuhan atas perintah Allah dan bukan mencari keuntungan dari Firman Tuhan ( 2 Kor 2:17)
b. Mengusahakan layak dihadapan Allah serta berterus terang memeberitakan Firman Tuhan tanpa rasa malu akan kebenaran ( 2 Tim 2:15)
c. Suatu penafsiran rirman tuahn yang dapat di percayai adalah akar dan dasar segala teologia revelasi.
2. Persyaratan bagi pekerjaan eksegesis
a. Persyaratan atau kualifikasi intelektual
Seorang penafsir haruslah :
- Mendalami teks Alkutab untuk memperoleh pengertian eksegetis. Mengerti bahasa asli sebagai landasan eksegetis.
- Melatih untuk membaca dan menyimak teks secara teliti dan pandai mengajukan pertanyaan penting untuk pengertian teks tersebut. Maksudnya siapa yang menulis, kepada siapa di tulis, apa yang di tulis, untuk apa , mengapa dan bagaimana.
- Mengerti dengan isis teks sebagaiman di tuliskan penulis dan merenungkan artinya menerapkan beritanya dalam situasi actual jemaat dan masyarakan masa kini
- Mendalami latar belakang pengertian teks secara umum ( sejarah, geografi, sosial – budaya )
- Memiliki kesabaran dan keberanian melakukan sesuatu yang lkelihatan tidak berate atau tidak penting
- Mengembangkan kemampuan untuk konsentrasi dan disiplin serta menimbang fakta- fakta eksegetis secara baik dan bijaksana
- Seorang yang mau di ajari dan bersedia untuk belajar dan mengajar dengan cara yang jelas dan sederhana.
- Mengharapkan atau sedia untuk di tantang atau di kritik oleh isi teks.
b. Persyaratan atau kualifikasi rohani
Seorang penafsir haruslah :
- Sudah di lahirkan kembali oleh Roh Kudus. Syarat penting mendapatkan wahyu ilahi ( I kor 2:6-3:4)
- Secara pribadi meyakini bahwa Alkitab dapat di percayai dan merupakan wahyu Allah ( 2 Tim 3: 16-17)
- Memeliki persekutuan pribadi yang hidup dengan Roh Kudus dan mengharapkan campur tanganNYa dalam pelayanan.
- Mempuanyi kikap menempatkan diri di bawah wibawa firman Tuhan dan peka terhadap kebenaran rohani.
- Memiliki kerinduan yang sungguh untuk mengerti dan melakukan kebaran ilahi
c. Pentingnya materi penunjang bagi pekerjaan eksegesis.
Adapun bahan materi yang di perlukan untuk keberhasilan dalam menafsir terbagi atas :
a. Bahan – bahan factual diantaranya kamus (lecsikon), konkordansi, ensiklopedia dan buku – buku penjelasan tata bahasa yang harus selalu di gunakan sebagai bahan konsultasi dalam melakukan penafsiran.
b. Bahan – bahan interpretative di antaranya adalah buku – buku penafsiran yang bersifat :
- Filologis ( penekanan terhadap pengertian kata dan kalimat )
- Analitis ( memberikan analisis tetang keseluruhan surat –konteks asli)
- Filosofis – teologis
- Teologis ( memaparkan tema-tema teologis dalam kitab atau surat)
- Eksposisi (memaparkan arti teks yang berhubungan dengan penerapan untuk masa kini)
- Meditasi ( adanya perenungan pada bagian teks yang di bahas)

3. Langkah – langkah praktis ( lengkap) untuk eksegesis khotbah
a. Teks dan terjemahan
- Bacalah bagian firman Tuhan berulang – ulang pada bagian sebelum dan sesuadah. Perhatikan hubungannya.
- Periksalah beberapa masalah penting yang berhubungan dengan naskah.
- Buatlah terjemahan anda sendiri
- Susunlah daftar berbagai alternative teks/ bacaan / terjemahan
- Buatlah daftar tentang hal – hal yang akan di pakai dalam khotbah.
b. Konteks kesusastraan dan sejarah
- Periksalah latar belakang sejarah dan bagian firman Tuhan itu.
- Periksalah latar belakang bagian firman Tuhan itu , adanya peraturan khusus penafsiran jenis sastra tersebut.
c. Bentuk dan struktur
- Tentukan gaya dan bentuk teks tersebut.
- Carilah pola struktur teks tersebut.
- Pisahkanlah hal – hal yang unik dan nilailah kepentingannya.
d. Data gramatikal dan leksikal
- Perhatiakan pengertian yang sulit dalam pemahaman sebuat konteks.
- Buatlah daftar istilah penting dalam teks dan jelaskan.
e. Konteks Alkitabiah dan teologis
- Perhatikan penggunaan bagian firman Tuhan itu di tempat lain dalam Alkitab.
- Analisislah hubungan bagian itu dengan ayat – ayat lain di Alkitab
- Jelaskan soal teologi manakah yang Nampak jelas dalam teks.
f. Bacalah beberapa buku penafsiran sebagai bahan perbandingan.
g. Penerapan
- Catatlah persoalan kehidupan yang terdapat dalam bagian ini
- Jelaskan sifat dan bidang penerapan yang mungkin dari teks tersebut.
- Perhatikan situasi para pendengar dan buatlah kategori penerapan sesuai dengan keadaan pendengar.
- Tetaplah focus dan batas-batas penerapan.
h. Persiapan khotbah
- Mengambil waktu untu berdoa dan merenungkan Firman Tuhan
- Buatlah seleksi hal – hal yang di tekankan dalam khotbah
- Buatlah struktur yang baik dalam khotbah sehingga dapat diterima oleh pendengar firman Tuhan.
- Membedakan hal – hal pokok dengan yang tidak pokok
- Jangan terlalu mengandalkan tafsiran orang lain ..hayatilah sendiri sehingga khotbah anda hidup dan menyentuh hati orang lain
- Ingat akan adanya penerapan yaitu tujuan sebuah khotbah.

TERJEMAHAN ALKITAB DAN KRISIS TEKS


Ke 66 kitab mula – mula di tulis dalam bahasa Ibrani, Aramik dan Yuanani dengan demikina setiap terjemahan alkitab dalam bahasa lain merupakan bentuk penafsiran. Ada dua pilihan yang harus di buat oleh penterjemah yaitu yang berhubungan dengan hal tekstual dan hal linguistic.
1. Teks : hal- hal yang penting perlu di catat dalam perjanjian baru dan perjanjian lama
- Tidak ada lagi salinan yang asli
- Hanya ada ribuan salinan
- Dan ada perbedaan dalam salinan- salinan itu yang bias di sebuat varian
Ada beberapa tambahan sehubungan dengan kritik tekstual yang perlu di ketahui :
1) Kriti tekstual adalah ilmu pengetahuan yang bekerja dengan pengawasan yang teliti dengan mempertimbangkan bukti luar yaitu umur, mutu manuskrip dan luasnya penjabaran manuskrip tersebut secara geografis, serta bukti dalam yaitu jenis kesalahan yang di buat oleh penyalin.
2) Walaupun kritik tekstual adalah suatu ilmu tetapi bukan ilmu eksakta karena kritik tekstual berkenaan dengan banyaknya variable pada manusia.
2. Soal linguistic ( berhubungan dengan bahasa )
Kedua jenis pilihan berikut yaitu verbal dan gramatikal , membawa kita pada ilmu penerjemahan yang sebenarnya. Terdapat beberapa teori diantaranya:
Teori pertama adalah terjemahan harfiah yaitu usaha untuk menterjemahkan dengan sedapat ungkin menggunakan kata- kata dan penyususnan yang tepat sama dengan yang di gunakan dalam bahasa asal ( Ibrani atau Yunani )
Teori kedua adalah terjemahan bebas yaitu usaha untuk menterjemahkan gagasan dari bahsa ke bahasa yang lain dengan berorirntasi pada bahasa penenrima tetapi kurang memperhatikan pemakain kata- kata yang tepat dalam bahasa asal.
Teori ketiga adalan terjemahan kesesuaian dinamis yaitu usaha untuk menterjenahkan berbagai kata, idiom dan susunan tata bahasa dari bahasa asal ke dalam padanan yang tepat dalam bahasa penerima
Berdasarkan beberapa teori yang telah di sebutkan di atas teori penerjemahan yang terbaik adalah kesesuainan dinamis.

Hukum Taurat di dalam Kitab Mazmur dan Kitab Amsal Salomo


Kitab Mazmur dan Amsal merupakan karya kesusastraan yang merupakan kitab- kitab pujangga serta dalam perjanjian Lama disebutkan kitab- kitab hikmat.
Kita dapat melihat tugas pujangga bukanlah membentangkan suatu ilmu pengetahuan secara teknis , modern, tetapi tugas mereka adalah mengajarkan hikmat hidup. Mereka mengajar berbagai lapisan dengan memberikan teguran, peringatan, dan nasehat positif. Mereka memberikan pengajaran dalam hubungan keluarga, perkawinan, panggilan dan pekerjaan, tentang sikap hidup dan kelakuan hidup.
Titik pangkal kitab amsal adalah bahwa Tuhan telah menyatakan diri sebagai Tuhan yang beranugerah dan berkasih. Selanjutnya ia memberitahukan dasar dari takut akan Tuhan adalah memberikan hati kepada Tuhan (amsal 23:26a). hal yang yang diajarkan adalah tunduk kepada kebijaksanaan dan kemurahan disiplin perintah- perintah Tuhan.
Di dalam kitab Mazmur pun Hukum Taurat atau undang – undang Tuhan itu mendapat tempatnya dalam mazmur 1, 19 dan 119. Mazmur ini tidak menyebutkan sumber hidup hanya mengatakan tentang norma sebagai pedoman hidup baru. Di dalam penerangan Taurat Tuhan sebuah pernyataan untuk berbakti kepada Tuhan dengan tiada berdosa. Dari mazmur dan Amsal digambarkan hukum taurat Tuhan menjelma menjadi perintah dan praktik hidup.