Jumat, 06 Januari 2017

Tradisi dalam perayaan Imlek


Setelah adanya kebijakan menghormati Pluralisme yang diberlakukan sejak era kepemimpinan Abdurrahman Wahid, pernak-pernik imlek saat ini mudah sekali kita temui ketika mendekati perayaan tahun baru Imlek. Lalu apa saja tradisi yang biasa dilakukan saat merayakan Imlek? Berikut ulasannya:
1. Membersihkan Rumah
Menyapu rumah berarti juga membersihkan rumah agar kotoran yang dianggap sebagai simbol kesialan disingkirkan, hingga tersedia ruang yang cukup untuk menampung keberuntungan. Rumah yang bersih juga sedap dipandang mata kan? Setelah itu, mereka akan menyingkirkan sapu dan sikat dari jangkauan. Mereka juga tidak diperbolehkan menyapu rumah saat hari pertama tahun baru karena itu artinya mengusir keberuntungan yang sudah hadir di rumah.
2. Wajib Memiliki Unsur Warna Merah
Menurut kepercayaan orang Tionghoa, nian atau sejenis makluk buas yang hidup di dasar laut atau gunung akan keluar saat musim semi atau saat tahun baru Imlek. Kedatangan mereka pun dilanjutkan dengan mengganggu manusia, terutama anak kecil. Namun jangan khawatir. Menghias rumah, pakaian, dan aksesoris berwarna merah dapat mengusir nian karena ia takut dengan warna merah. Jadi, tidak heran kalau nuansa merah begitu jelas terlihat saat Imlek.
3. Angpao
Bagi anak-anak dan orang yang masih lajang, Imlek berarti banjir uang karena orang tua atau mereka yang sudah menikah diwajibkan memberikan angpao (amplop merah). Angpao ini biasanya diisi dengan sejumlah uang di dalamnya. Jumlahnya tidak harus besar kok, yang penting berupa uang kertas baru dan tidak berbentuk uang logam. Bagi-bagi angpao juga dipercaya makin memperlancar rejeki di kemudian hari.
Angpao di sebuah perhelatan ...Angpao di sebuah perhelatan ciotau, pernikahan dalam tradisi Konghucu. Amplop merah semacam ini banyak dijual di pertokoan kawasan pecinan Jakarta dan sekitarnya. Warna merah merupakan simbol kebahagiaan dan kesenangan sehingga menjadi warna simbolis utama dalam tradisi Cina. (Mahandis Y. Thamrin)

4. Mempersiapkan Makanan
Kue keranjang dan jeruk juga menjadi ciri khas Hari Raya Imlek. Tidak hanya itu, saat Imlek mereka juga menyajikan makanan di atas nampan berbentuk, segi 6, segi 8, atau bulat dengan isi yang beragam, seperti buah kering, biji-bijian, kacang-kacangan, dan permen. Beberapa orang juga menyiapkan makanan keberuntungan seperti mie yang tidak dipotong untuk melambangkan umur panjang, serta kue bola berbentuk uang Cina pada jaman dulu yang melambangkan kekayaan. Satu lagi, saat Imlek mereka disarankan untuk menghindari makan bubur karena bagi warga Tionghoa, bubur melambangkan kemiskinan.
5. Kembang Api
Kembang api merupakan salah satu pertunjukan yang sangat populer untuk memeriahkan Imlek, karena suara gaduhnya dipercaya membuat mahluk jahat nian ketakutan. Untuk itu, ketika merayakannya di rumah pastikan tetangga tidak merasa terganggu dengan suara berisik yang Anda ciptakan.
Imlek pun sangat identik dengan hujan. Bagi masyarakat Tionghoa di saat Imlek, hujan sepanjang perayaan Imlek dikaitkan dengan sumber rezeki, dengan turunnya hujan maka banyak rezeki yang berdatangan di muka bumi. Namun, yang sangat penting adalah menyambut Tahun Barun Imlek dengan cara membersihkan hati, menyucikan nurani, dan tekad berusaha lebih baik di tahun mendatang.
Petugas di Klenteng Bun San ...Petugas di Klenteng Bun San Bio, Pasar Baru, mengganti lampion untuk menyambut perayaan tahun baru Imlek 2014. Kisah warga Cina Benteng dikupas NGI Februari 2014. (Yunaidi/National Geographic Indonesia)
6. Tidak Boleh Membalik Ikan saat Menyantapnya
Menikmati ikan saat Imlek juga sangat unik. Ikan yang biasa disantap adalah bandeng. Kita tidak boleh membalik ikan untuk mengambil daging ikan pada bagian bawah. Ditambah lagi, kita tidak boleh menghabiskan ikan tersebut dan menyisakannya agar bisa dinikmati esok hari. Masyarakat Tionghoa percaya kalau kebiasaan ini merupakan lambang dari nilai surplus untuk tahun yang akan datang.
7. Mengunjungi Keluarga Besar
Tidak hanya lebaran, Imlek juga menjadi salah satu momen yang tepat untuk mengunjungi saudara agar tali persaudaraan tidak terputus. Tidak heran jika pada saat-saat tersebut banyak masyarakat dari etnis Tionghoa yang pulang kampung untuk merayakan Imlek bersama keluarga mereka

Tidak ada komentar: