1. Pertumbuhan gereja dan Penanaman Gereja
Satu satunya metodologi penginjilan paling efektif di bawah langit adalah menanam gereja – gereja baru. Hal ini tidak lepas dari peranan denominasi – denominasi yang menanam gereja – gereja sehingga sebagai prioritas tinggi dalam pelayanan. Hal ini menunjukkan bahwa denominansi yang bertumbuh adalah denominasi yang menekankan pertumbuhan gereja. Dalam hal ini pelayanan misi belum cukup tanpa penanaman yang benar untuk membangun sebuah gereja.
Peran serta dari mahasiswa – mahasiswa semininari berpotensi tinggi untuk menjadi penanam – penanam gereja yang handal. Mungki dalam satu sisi seorang gembala – gembala yang berpengalaman yang telah lama melayani juga handal dalam penanaman jemaaat yang di laksanakan dengan kedewasaan dan hikmat. Ternyata orang – orang yang lebuh muda yang masih mempunyai lebih banyak pilihan dan fleksibilitas dapat dianggap mampu melakukan hal ini lebih baik. Ada beberapa hal yang sangat penting saat menanam gereja - gereja baru, terdapat 5 alasan penting diantaranya :
- Penanaman gereja iru alkitabiah, dalam perjanjian baru penanaman gereja adalah memperluas pekabaran injil.
- Penanaman gereja berarti mempertahankan kelangsungan denominasi, membangun gereja dengan semangat bagi keseluruhan Tubuh Kristus secara Universal.
- Penananman gereja mengembangkan kepemimpinan baru, hal ini membukam lebar pintu kepemimpinan dan tantangan pelayanan dan selanjutnya seluruhnya Tubuh Kristus mendapat keuntungan.
- Penanaman gereja menstimulasi gereja-gereja yang sudah ada, membangun keutuhan sebagai kerajaan Allah yang terpola dalam gereja – gereja yang sebenarnya.
- Penanaman gereja itu efesien, merupakan cara praktis membawa orang baru kepada Krsitus.
Kebutuhan gereja –gereja baru merupakan bagian mendasar dalam strategi penginjilan di daerah baru, karena ada kepentingan yang membutuhkan diantaranya:
- Kepentingan Alkitabiah , dimana pengutusan rasul untuk menanam gereja – gereja di daerah baru
- Kepentingan demografis, yaitu penyeberangan kebudayaan sehingga mampu termultiplikasi pertumbuhan dan penanaman gereja – gereja baru.
- Kepentingan praktis, melaksanakan penginjilan efektif merupakan penginjilan penanaman gereja- gereja baru.
Penamanan gereja baru di daerah lama harus di fokuskan kepada pembaharuan gereja – gereja yang sudah ada dengan metodologi yang baru sehingga dapat mencakup kembali orang baru mengenal Kristus.
2. Melenyapkan penghalang - penghalang
Prinsip utama bahwa generasi muda harus di injili di dalam masanya sendiri. Salah satu implikasi langsung dari pesatnya perubahan budaya adalah bahwa banyak orang muda tidak akan di menangkan bagi Kristus di gereja – gereja orang tua mereka. Jadi generasi baru ini akan bangkit bagi kristus lewat generasinya dan masanya. Ada enam cara bagai mana gereja – gereja baru dapat berhasil.
- Gereja – gereja baru adalah kunci kebangunan Rohani, penanaman gereja baru adalah ladang penginjilan. Dengan pengembangan strategi yang benar akan membuat pertumbuhan gereja yang baik.
- Gereja – gereja baru bertumbuh lebih baik di bandingkan gereja – gereja lama, pertumbuhan memeelukan usaha dari langkah – langkah gereja – gereja yang lebih baru. Gereja – gereja baru lebih efesien dalam membabtis jemaat baru di bandingkan gereja – gereja tua.
- Gereja – gereja baru menyediakan lebih banyak pilihan bagi orang – orang tidak bergereja.
- Gereja – gereja baru biasanya di butuhkan, gereja baru lebih menekankan penginjilan diman tugas mereka lebih menonjol pada pelipatgandaan jemaat.
- Gereja – gereja baru membantu denominasi tetap hidup. Membantu peradapan dari denominasi-denominasi tetap berlangsung dan sejalan.
- Gereja – gereja baru membantu memenuhi kebutuhan orang – orang Kristen yang sudah ada. Kebutuhan yang diberikan gereja baru membangun pada pertumbuhan iaman dan kerohanian dan bukan pertumbuhan perpindahan gereja.
Ada beberapa keberatan yang di ajukan pada penanaman gerja di mana hal ini menuntut dengan adanya biaya yang cukup untuk membangun gereja – gereja yang baru, dengan asumsi bahwa gereja baru menghabiskan banyak biaya untu pelaksanaannya dan juga pengutusan orang pada gereja baru akan merusak persekutuan Kristen yang sudah lam. Namun pelaksanaan penanaman gereja adala alat yang efektif dalam penginjilan. Selanjutnya penanaman gereja bukan utuk mengambil domda gereja lain namun mendorong orang – orang yang tidak bergereja dan memenuhi kebutuhan iman mereka.
3. Dasar – dasar perencanaan
Bagaimana untuk merencanakan sebuah gereja baru. Terdapat beberapa aspek yang perlu di perhatikan di antaranya :
Aspek Rohani, aspek ini sangat penting menekankan factor – factor manusiawi yang selalu berhubungan dengan Ilahi. Perlu memperhatikan pekerjaan Roh Kudus dalam pertumbuhan gereja. Prinsip utama pertumbuhan gereja adalah mengetahui sebuah peperangan rohani dan senjata utama adalah doa. Maka dari itu perlu perencanaan dalam sebuah pelayanan Doa, jadi ada beberapa hal yang perlu di perhatikan diantaranya:
- Pemimpin – pemimpin sendiri harus memperbaiki kehidupan doa pribadi mereka
- Mengembangkan kebiasaan doa kelompok atau bersama.
- Merekrut pendoa – pendoa syafaat bagi penanam gereja dan pemimpin – pemimpin lain.
- Waspadalah akan peperangan rohani.
Aspek teknis adalah aspek kedua yang perlu di perhatikan dimana penanam gereja yang baik mempunyai karateristik diantaranya:
- Seorang pekerja Kristen yang berkomitmen.
- Seorang yang berinisiatif.
- Seorang mau bertahan dalam kesepian. ( dimana gereja baru di tantang sebagai pekerjaan yang membosankan )
- Dapat bedaraptasi. Fleksibilitas satu cara pelayanan professional.
- Memeiliki tingkat iman yang tinggi.
- Suami/ istri dan keluarga yang mendukung dalam pelayanan.
- Kemauan dan kesanggupan memimpin
- Kepribadian yang bersahabat.
- Dengan jelas di panggil Allah untuk menanam sebuah gereja.
Mengenai jemaat perlu di perhatikan sebagai anggota gereja yang dilibatkan dalam pelayanan sehingga resiko tidak mengerti akan penanaman gereja dapat di hindari.
4. Dua belas cara yang baik untuk menanam sebuah gereja
Ada beberapa metoda yang efektif dalam pertumbuhan gereja di antaranya adalah model –model modalitas dan model – model sodalitas.
Model – model modalitas untuk penanaman gereja semuanya melibatkan satu gereja local yang melahirkan gereja lain. Dari empat metode pertama penanaman gereja mengasumsikan gereja induk akan melahirkan gereja – gereja anak dan inilah karateristiknya :
- Bermukim. Dimana dalam membangun gereja baru dimana kelompok inti di bentuk dari gereja induk sendiri ( gereja local yang membawahi gereja anak).
- Kolonisasi, ini merupakan bentuk bermukim yang lebih radikal. Dimana mereka akan memiliki rumah, pekerjaam dan dan koloni di daerah sasaran komunitas.
Dalam kolonisasi bagi penanaman gereja di perlukan komitmen yang tinggi terhadap Amanat Agung Tuhan Yesus.
- Adobsi, dengan akata lain mengadobsi orang lain sebagi bagian dalam keluarga Kristen.
- Menjadi orang Tua tanpa sengaja. Hal ini memberikan terapan sebagai penolong dalam doa dan melayani dalam keharmonisan sebagai anggota gereja.
- Model satelit, ini merupakan merancang gereja dengan semi otonom. Dimana gembala senior gereja pusat berfungsi juga gembala senior dari setiap satelit.
- Gereja – gereja multi jemaat, hal ini adalah gereja ii melayanai beberapa kelompok etnis yang berbeda – beda. Gereja ini menutut pelayanan yang mempunyai kemapuan khusu dalam pelayanan lintas budaya.
- Model multi lokasi. Dimana menyelenggarakan ibadah lebih dari satu kali setiap minggu , ataupun memiliki anggaran dan property yang lebih yang dipegang oleh satu gereja.
Model sdalitas. Merupakan focus model di luar gereja local dalam satu badan yang terpisah. Terdapat model-modelnya diantaranya.
- Tim Misi. Penanaman gereja yang bertumbuh perlu tim Misi yang berbagai macam karunia yang meningkatkan efesiensi pelayanan.
- Penanam gereja katalis. Di mana pelayanan yang pergi ke suatu daerah baru dan mengembangkan kelompok inti bagi satu jemaat baru dan kemudian berpindah dan melakukannya lagi di daerah lain.
- Gembala pendiri. Gembala pendiri di utus oelh badan untuk membangun kelompik dan menggembalakn dapa periode yang tidak menentu. Gembala mempunyai keahlian memenuhi kebutuhan bagi dirinya dan pelayanannya.
- Penanam gereja independen. Dimana mereka setelah menanam lalu pergi dan kehendak mereka sendiri.
- Penanan gereja rasuli. Dimana rasul mempunyai tugas mengkonfirmasikan ladang dan pelayanan serta mengutus mereka untuk menanam sebuah gereja.
Dari beberap model ini dapat dilaksanakan sesuai dengan kemampuan dan karunia yang Tuhan berikan masing – masing bagi penanam gereja yang baik.
5. Lokasi: sebuah keputusan penting.
Lokasi adalah tempat yang sangat penting jadi keputusan pertama yang harus anda ambil adalah dengan memulai lokasi geografisnya dan sasaran hadirinnya. Kemungkinan sangat besar adalah Allah memperlengkapi kita untuk menanam sebuah gereja di antara orang – orang yang sangat menyerupai diri kita sendiri. Penanaman gereja lintas budaya merupakan sebuah ladang istimewa dimana mengerti keadaan geografos dan sasaran yang di tuju.
Melakukan study demografis adalah bagian proses penanaman gereja karena ada tiga alasan diantaranya :
- Karena untuk mengindentifikasi sasaran hadirin. Ini merupakan cara yang tepat untuk merencanakan pelayanan.
- Menentukan tanggapan. Hal ini untuk mengetahui tanggapan dari pesan pemberitaan pelayanan kita.
- Membangun keyakinan. Antusiasme komunitas di pengaruhi oleh pemimpin yang mengerti sebuah komunitas.
Lewat adanya informasi yang tepat dari beberapa hal di atas kita akan mendapatkan beberapa hal diantaranya:
- Data sensus, Komisi- komisi tata kota atau wilayah, Dewan pengurus sekolah, Keperluan – keperluan umum, Universitas Lokal, Institusi keuangan, Kamar dagang, Stasiun radio, Perpustakaan umum, perusahaan, Surat Kabar dll
6. Membangun kelompok Inti.
Bagaimana kita menarik anggota – anggota dalam kelompok inti, berikut adalah caranya tanpa kita harus berpatok pada metode yang ada :
- Bermukim. Penanam gereja lebih menyukai untuk merekrut tim inti yang tinggal dari gereja induk, keuntungannya adalah fasilitas yang memedai dan menyenangkan serta perhatian penuh dalam pelayanan. Pemberian tantangan ini memberikan potensi untuk mengerti menanan gereja baru.
- Pemahaman Alkitab rumah Tangga. Pemahaman yang benar tentang Alkitab akan menyadarkan mereka adalah bagian dan berkomitmen dalam gereja baru.
- Dari rumah – kerumah. Memeiliki kontak yang terus di ulang dan hadih kecil dalam setiap kunjungan akan membawa dampak baik sehingga mereka terlibat dalam sebuah gereja baru.
- Doa dari rumah ke rumah. Penggunaan doa membantu dalam penjangkauan dan permohonan kebutuhan dari setiap keluarga yang di kunjungi .
- Acara anak – anak. Menyelenggarakan acara anak – anak adalah satu cara penjangkaun orang tua mereka dan dapat melakukan pelayanan selanjutnya.
- Acara – acara orang dewasa. Acara ini di rancang untuk memenuhi kebutuhan orang – orang dewasa.
- KKR penanaman gereja.
- Iklan. Iklan adalah cara untuk mengetahui tanggapan pekabaran gereja baru.
- Telepon. Adalah cara terakhir untuk mengetahui keadaan dan kesanggupan kelompok inti yang akan dibentuk.
7. Go Publik
Beberapa daftar penting sebelum kelompok inti untuk mengambil langkah dan menjadi sebuh gereja. Hal pertama yang perlu di perhatikan adalah mengenai dinamikan Rohani. Di dalam dinamikan rohani ada beberapa hal – hal yang penting diantaranya :
- Kasih, kasih adalah buah daro Roh Kudus yang paling utama, jadi perlu kelompok inti memperlihatkan kasih dengan tindakan – tindakan. Hal tindakan ini dengan mengesampikan perasaan – perasan lain, hanya dengan keintiman untuk merangkul pendatang – [endatang baru pada saat gereja go public.
- Iman, ini harus menjadi karateristik yang wajib dimiliki kelompok inti.
- Doa, doa sejalan dengan firman Tuhan, jadi kolompok inti wajib memiliki komitmen di doa dalam segala aspek.
Di dalalam fisolosofi pelayanan berbicara mengenai “siapa” dan “bagaimana” serta “bagaimana menjangkau mereka” jadi perlu filosofi pelayanan yang baik diantaranya:
- Filosofi pelayanan itu eksplisit , harus tertulis jadi ada dokumen, dan di padatkan dalam sebuah dokumen yang mampu di baca bagi orang lain.
- Filosofi pelayanan saling berkaitan. Peran Roh kudus dalam pelayanan dan peran serta kesatuan antara gembala dan jemaat perlu di pupuk.
- Filosofi pelayanan perlu menjadi sebuah keyakinan.
- Filosofi pelayanan harus stabil
- Filosofi pelayanan perlu terbuka terhadap modifikasi.
Dalam kepemimpiann awam sangat baik memperkenalkan orang – orang wam kepada pelayanan dengan cara ini menolong mereka menemukan, mengembangkan dan memakai karunia roh mereka. Nama untuk pendirian dalam sebuah gereja penting sebagai ciri utama dari gereja yang akan di bangun.
8. Akankah gereja baru anda bertumbuh?.
Sangat perlu memikirkan seberapa besar gereja yang akan di bangun. Salah satu hal terpenting yang dapat dilakukan penanam gereja adalah mengenal keinginan Allah untuk pelayanan pribadi mereka sendiri. Sasaran menentukan kemungkinan dan keputusan bagi gereja yang di bangun. Terdapat enam cara untuk menghacurkan rintangan diantaranya :
- Pembentukan staf. Ini memungkinkan membatu berjalannya gereja. Perlu diperhatikan faktor saat membentuk staf diantaranya : -) pemilihan serta pendoktrinan sesuai filosofi pelayanan anda, -)mengembangkan karunia staf untuk memperluas pelayanan, -) kesetiaan total dalam pelayanan .
- Kelompok – kelompok persekutuan. Hal ini berguna untuk mengorganisir juamlah jemaat dan mengontrol pertumbuhan iman.
- Model kepemimpinan : orang yang memperlengkapi. Untuk memebangun gereja yang bertumbuh maka perlu anda memperlengkapi dan memotivasi serta bersama –sama menyelesaikan sasaran – sasaran yang di rencanakan.
- Fungsi penggembalaan : pengusaha, peternakan. Adakalanya mengenal jemaat, keluarga dan pekerjaan jemaat dan juga mengunjungi serta membantu menyelesaikan masalah – masalh pribadi dan memelihara hubungan.
- Fasilitas – fasilitas. Keputusan untuk memiliki fasilitas yang baik bagi gereja
- Anggaran rumah tangga. Bangunlah anggaran rumah tangga gereja anda.
Membangun gereja dengan sistimatis adalah memenuhi kebutuhan setiap orang di dalam gereja dengan mempergunakan dan melibatkan mereka dapat pelayanan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar