Bab I
APA KUASA PERKATAAN ITU?
A. Definisi Kuasa Perkataan
Kata Kuasa mempunyai arti kekuatan, kemampuan dan kesanggupan, ada dorongan dan diberi kuasa atau kemampuan.Dengan kata lain kuasa berarti kekuatan yang diberikan dalam pribadi dan seseorang yang memberikan kuasa kepada pribadi, dan bersumber dari berbagai hal. Sedangkan Perkataan adalah sesuatu yang di ucapkan dan timbul dari pemikiran dan hati setiap orang. Kalau kita gabungkan Kuasa perkataan secara literal adalah sebuah ucapan berkata-kata kepada sesuatu yang mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi kepada yang diucapkan. Lalu Kuasa Perkataan secara rohani dapat diartikan berkata-kata secara rohani yang berasal dari tuntunan kuasa ( Roh Kudus ) berguna untuk membangun dan mendewasakan. Memang benar peranan Roh kudus dalam setiap perkataan kita sangat besar, lewat perkataan yang dipimpin oleh Roh Kudus itu akan menguatkan iman. Iman perlu dibangun jangan sampai tertelindas oleh perkataan-perkataan yang membuat diri kita bimbang dan takut.
Kehidupan kita ada kepuasan tersendiri dengan berkata dengan kuasa sehingga tidak ada beban dan rasa tidak enak. Perkataan adalah karunia yang diberikan Roh Kudus kepada tiap- tipa orang Kristen secara khusus “seperti di kehendaki-Nya,”(I korintus 12;11) yaitu menurut kehendak Tuhan dan Rencana Tuhan. Dan karunia kata- kata ini “dipergunakan untuk kepentingan bersama”yaitu pelayanan di antara sesama dan kemajuan rohani yang lebih baik. Jadi Kuasa perkataan mempunyai fungsi sangat penting di dalam gereja dan pelayanan. Tidak dapat disangkal pada masa kini juga kuasa perkataan masih diperlukan untuk mentransformasi pergerakan dan mendewasakan jemaat- jemaat Tuhan.
B. Isi Kuasa Perkataan
Kuasa perkataan dapat dibagi dalam beberapa aspek yang berkaitan dengan karunia dari Roh Kudus satu sisi Roh kudus oknum adalah lebih besar daripada suatu pengaruh. Suatu oknum bisa mempunyai pengaruh. Roh Kudus bukan hanya suatu pengaruh daripada Allah, bukan hanya kuasaNya Allah tetapi Roh Kudus adalah Oknum Allah. Di dalam surat Ibrani 3:7–9 "Sebab itu, seperti yang dikatakan Roh Kudus". Roh Kudus dapat berkata-kata, sedangkan pengaruh tidak dapat berbicara, kuasa seseorang tidak dapat berbicara, tetapi suatu oknum dapat berbicara. Tetapi di dalam 1 Korintus 12 kita membaca tentang karunia berkata-kata dengan bahasa Roh yang diberikan kepada seorang, tetapi kepada yang lain diberikan karunia yang lain lagi. Dalam 1 Korintus 12 berbicara tentang 9 karunia, kharisma Roh itu tidak semua orang menerima karunia yang sama. Jadi dengan lain kata, tidak semua orang menerima karunia berkata-kata dengan bahasa Roh sebagai karunia Roh Kudus, sebagai kharisma dari Roh Kudus.
Kuasa perkataan merupakan karunia berkata-kata dalam I Korintus 12:8-10 di bagi menjadi dua bagian diantaranya :
1. Sebuah Karunia berkata-kata dengan hikmat.
2. Sebuah Karunia berkata-kata dengan pengetahuan
Dalam hal ini berkata – kata ini mempunyai tujuan dan maksud secara tersendiri sehingga memiliki dampak. Karunia berkata-kata bukan hanya kita mampu berbicara kepada sesuatu atau seseorang saja tapi kata-kata yang kita ucapkan itu mempunyai manfaat dan membangun kehidupan. Disinilah peranan dari Roh kudus sangat diperlukan, karena Roh kudus akan membimbing setiap orang percaya untuk berbicara sesuai kehendak dan kemauan Tuhan. Presentasi kuasa dari perkataan kita tidak akan berisi kalau kita hanya mengandalkan pemikiran dan emosi kita. Kuasa perkataan merupakan pengurapan untuk pelayanan dan ibadah, maksudnya adalah tanpa kuasa sebuah pelayanan tidak akan berjalan sesuai dengan kemauan Tuhan dan berdampak. Dalam kuasa harus berdampingan dengan kekudusan, dua hal ini satu kaitan yang tidak dapat di pisahkan dalam pelayanan Yesus. Seperti contoh Kuasa Perkataan yang dilakukan Yesus saat menyembuhkan orang sakit dan melepaskan mereka yang kerasukan Iblis (Lukas 4:33-41). Dari Hal ini Yesus mempergunakan kuasa perkataanNya untuk memperlihatkan kepada setiap orang tentang kebenaran dan pertobatan.
Mari kita melihat penjabaran mengenai kuasa perkataan yang telah terbagi menjadi dua sehingga kita dapat mengerti tujuan dari karunia Roh Kudus lewat berkata-kata ini :
1. Kuasa perkataan sebuah karunia berkata-kata dengan hikmat
Dalam Yunani λογος σοφια - 'LOGOS SOPHIA', perkataan "bijak", "arif". Dalam konteks 1 Korintus 12:8 berhubungan dengan kebijakan ilahi, kemampuan untuk mengatur hubungan seseorang dengan Allah berbeda dengan kata φρονεσις - 'PHRONESIS', "pengertian" yaitu kemampuan mengenal, memahami, dan beradaptasi dengan seseorang.
Bahasa Yunani λογος σοφια - 'LOGOS SOPHIA' merupakan ucapan yang berhikmat melalui pekerjaan Roh Kudus. Inilah penerapan penyataan firman Allah atau hikmat Roh Kudus pada suatu keadaan atau masalah yang khusus (Kisah Para Rasul 6:10; 15:13-22). Akan tetapi, ini tidak sama dengan memiliki hikmat Allah untuk kehidupan sehari-hari. Hikmat itu dicapai dengan belajar yang rajin dan merenungkan jalan Allah dan firman-Nya, dan melalui doa (Yakobus 1:5-6).
Dalam bahan yang lain hikmat terbagi menjadi dua yaitu hikmat dari Tuhan dan hikmat Dunia, tinggal pribadi kita menggunakannya. Hikmat yang dari Tuhan akan berbicara tentang Kasih dan keselamatan yang Tuhan berikan kepada manusia sehingga mereka dapat beritikat untuk bertobat dan mengarahkan hidup sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan. Hal ini juga penuntutan kepada pribadi yang berkata memiliki sikap yang bijak dan di dasari sebuah keingin maju serta sesuai dengan konteks (Amsal 15:23). Berkata –kata dengan hikmat lebih mencondongkan perkataan yang berisi kebenaran Firman Tuhan untuk menggugah iman seseorang. Ucapan yang berhikmat bisa mengarah kepada sebuah karunia untuk berkata-kata dalam bahasa Roh, karena dalam bahasa Roh ada penafsiran untuk menasehati, membangun dan menguatkan seseorang, kelompok maupun pelayanan.
Diayat yang lain dalam 1 korintus 1:5 mengatakan “Sebab di dalam Dia kamu telah menjadi kaya dalam segala hal: dalam segala macam perkataan dan segala macam pengetahuan,” perkataan itu timbul dan berkuasa apabila kita tinggal di dalam Yesus dan firmanNya. Roh Kudus memberikan pengertian kepada setiap orang untuk memperkatakan yang dikatakannya dengan hikmat serta penuh hikmat yang dari Tuhan.
2. Kuasa perkataan sebuah Karunia berkata-kata dengan pengetahuan
Bahasa Yunani, λογος γνωσεως - 'LOGOS GNOSEÔS', perkataan "pengetahuan".
Kata γνωσεως - 'GNOSEÔS' adalah bentuk genitif (menyatakan sumber atau milik) dari kata γνωσις - 'GNÔSIS', sedangkan kata γνωσις - 'GNÔSIS' adalah nomina berasal dari γινωσκω - 'GINOSKO', "mengetahui", sehingga kata γνωσις - 'GNÔSIS' diterjemahkan menjadi "pengetahuan" yaitu cabang pengetahuan tertentu bukan pengetahuan dalam arti luas.
Dalam konteks 1 Korintus 12:8, λογος γνωσεως - 'LOGOS GNOSEÔS' berarti kecakapan membentangkan dan menerangkan secara teoritis prinsip-prinsip mendasar atau pengetahuan yang lebih dalam dari doktrin Kristen, barangkali dapat disamakan dengan ungkapan "kunci pengetahuan" menurut ayat di bawah ini:
Ayat-ayat tentang "pengetahuan" yang berhubungan dengan λογος γνωσεως - 'LOGOS GNOSEÔS', di antaranya:
* 1 Korintus 13:2 "Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh 'pengetahuan'; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna."
* 1 Korintus 13:8 "Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; 'pengetahuan' akan lenyap."
* 1 Korintus 14:6 "Jadi, saudara-saudara, jika aku datang kepadamu dan berkata-kata dengan bahasa roh, apakah gunanya itu bagimu, jika aku tidak menyampaikan kepadamu penyataan Allah atau 'pengetahuan' atau nubuat atau pengajaran?"
* 2 Korintus 8:7 "Maka sekarang, sama seperti kamu kaya dalam segala sesuatu, —- dalam iman, dalam perkataan, dalam 'pengetahuan', dalam kesungguhan untuk membantu, dan dalam kasihmu terhadap kami —- demikianlah juga hendaknya kamu kaya dalam pelayanan kasih ini."
Dari urainan yang di atas bahwa kata yang berkuasa tidak dapat di kemudikan oleh emosional kita tetapi oleh kuasa yaitu kuasa dari Pribadi Roh Kudus disimpulkan kata γνωσις - 'GNÔSIS', "pengetahuan" berbeda dengan 'SOPHIA', "hikmat". γνωσις - 'GNÔSIS' merujuk kepada pengetahuan itu sendiri yaitu pengetahuan dari Allah, sedangkan σοφια - 'SOPHIA' merujuk kepada kebijaksanaan yang diterapkan dalam tindakan yaitu iman. γνωσις - 'GNÔSIS' menerapkan secara ringkas pengertian tentang kebenaran, sedangkan σοφια - 'SOPHIA' menerangkan lebih rinci makna kebenaran dalam segala aspeknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar