Minggu, 24 Oktober 2010

Yesus sebagai Imam

Pendahuluan
Satu hal yang tidak dapat disangakal bahwa Yesus memiliki sebutan yang sangat berarti dalam Alkitab diantaranya sebagai Imam, rasul, nabi dan raja. Sebuatan ini mengakui peran yang aktif dalam Yesus dapat mempengaruhi banyak orang. Dalam hal ini saya akan membahas Yesus sebagai imam. Peran dari Yesus ini di samakan dengan peran Harun sebagai Imam. Namun perbedaannya adalah Yesus memperlihatkan dirinya sebagai Imam besar.
Apa yang dimaksud Yesus sebagai Imam Besar? Tidak semua orang tahu dan memahami dari ayat yang terbaca dalam Ibrani 4:14-16 “Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita.Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya” . Surat Ibrani memberikan sedikit informasi kepada kita tentang Yesus sebagai Imam besar.
Penderitaan demi penderitaan yang Yesus alami sampai pada akhirnya Ia mati di atas kayu salib sebenarnya adalah gambaran dari apa yang sepertinya akan bisa dialami oleh setiap manusia dalam dunia ini. Ketika Alkitab menuliskan tentang korban Kristus, sesungguhnya Yesus bukan hanya mengorbankan tubuh-Nya untuk mengalami penyiksaan secar fisik, tetapi secara mental, emosional, dan bahkan roh, Ia pun seperti diremukkan dengan luar biasa. Jika kita membandingkan apa yang Yesus alami dengan apa yang bisa dialami oleh umat manusia di bumi ini, kita pasti akan mendapati bahwa apapun yang bisa dialami oleh manusia, Yesuspun pernah mengalaminya. Itu sebabnya Alkitab memberitahukan bahwa Dia telah menjadi Imam Besar Agung yang telah melintasi semua langit [dalam terjemahan lain: telah melintasi segala peristiwa yang pernah/bisa dialami oleh umat manusia] bagi kita.

Sebagai Imam besar Yesus memiliki 3 keistimewan:
1. Yesus adalah Imam Besar Agung.

Imam besar dalam Perjanjian Lama mewakili umat berdiri di hadapan Allah, dia harus meninggalkan umat masuk ke dalam ruang Maha Kudus, bersekutu dengan Tuhan dan menyampaikan isi hati umat kepada Tuhan. Contohnya Harun dipilih dari manusia sebagai imam besar tapi Yesus digambarkan sebagai imam Besar untuk selamanya, sehakekat dengan Allah, sebagai Anak. al ini sangat penting, karena seringkali kita tidak mengatahui jawatan YESUS itu. Orang Yahudi sudah sedemikian mengerti adanya Imam Besar yang dipilih ALLAH untuk melayani persembahan korban bangsa Israel. Jawatan Imam Besar ini hanya boleh diemban oleh keturunan Lewi saja. Mereka juga sangat mengerti bahwa rasul (nabi) dipilih ALLAH untuk bertanggung jawab sebagai perantara komunikasi antara ALLAH dengan manusia. Maka Imam Besar Harun dan Nabi Musa tidak dapat dipisahkan dari kehidupan bangsa Israel hingga saat ini.
Bait suci dalam Perjanjian Lama dibagi menjadi 3 bagian:

1. Pelataran : tempat umat Israel berdiri
2. Ruang Kudus : tempat para Imam melayani
3. Ruang Maha Kudus : tempat Imam besar melayani

Antara ruang Kudus dan ruang Maha Kudus dibatasi oleh tirai, dan pada saat imam besar setahun sekali masuk, dia tidak nampak dari luar. dia berhadapan dengan Tuhan untuk menyampaikan hati umat Israel kepada Tuhan. Tetapi dia tidak dapat selamanya tinggal di dalam ruang Maha Kudus karena Bait Suci hanya suatu simbolis saja, yang dibuat oleh tangan manusia. Tidak demikian halnya dengan Yesus sebagai Imam Besar kita. Yang masuk ke ruang yang Maha Kudus yang bukan buatan tangan manusia, melainkan masuk kedalam surga yang mulia selama-lamanya. Puji Tuhan. Walaupun Dia masuk ke dalam surga yang mulia, tetapi Dia juga Allah yang Imanuel yang selalu beserta kita. Dalam keadaan suka, duka, sehat maupun sakit Dia selalu mendampingi kita, sehingga kita tidak berjalan sendirian.
Penjelasan Paulus dalam surat Ibrani ini merupakan pelajaran yang sangat penting baik bagi orang Israel maupun seluruh Gereja TUHAN. Dia menjelaskan bahwa jawatan Imam Besar disandang dan digenapi YESUS hingga detik ini, hingga kesudahan waktu nanti. Di satu sisi, TUHAN YESUS selalu mewartakan apa yang dikehendaki ALLAH bagi manusia. Maka penjelasan Paulus ini dapat kita tangkap bahwa sebenarnya tidak ada seseorang yang lebih "besar" dari pada TUHAN YESUS KRISTUS

2. Yesus adalah Imam Besar yang Maha Kuasa

Sebelum manusia berbuat dosa, dia bisa bersandarkan diri untuk datang kehadapan Allah. Tetapi sejak manusia berdosa dia tidak mampu bersandarkan kekuatannya sendiri untuk datang menghampiri Allah, oleh sebab itu Tuhan menetapkan Imam Besar sebagai pengantara untuk datang menghampiri Allah. DIA mengorbankan Diri-NYA sebagai "Domba Tebusan" yang suci yang dibawa-NYA sendiri kepada ALLAH BAPA. Sayang sekali Imam Besar itu adalah manusia biasa yang penuh dengan cacat cela dan manusia yang terbatas. Dia sendiri membutuhkan penebusan, pertanyaannya bagaimana Imam Besar dapat menyelamatkan manusia? Bagaimana dia dapat mengampuni dan menyucikan dosa manusia? Oleh sebab itu Yesus harus datang kedalam dunia ini, berkorban bagi kita dan diri-Nya menjadi tebusan bagi kita semua. Hanya Yesus sebagai Imam Besar kita yang berkuasa dan yang mampu mengampuni dosa kita, menyelamatkan kita.
Hal ini terjadi karena YESUS bukan manusia seperti kita, melainkan ANAK ALLAH meskipun DIA dipanggil ANAK MANUSIA. DIA memiliki kelembagaan (rupa) manusia, tetapi DIA bukan manusia melainkan Firman ALLAH yang hidup. Dan dalam wujudnya sebagai Manusia, YESUS menjadi korban yang sempurna bagi penebusan dosa manusia karena hutang nyawa manusia hanya dapat ditebus dengan "nyawa Manusia" -yaitu YESUS yang sempurna tanpa cacat dan dosa. Maka jelas bahwa penyerahan korban binatang pada masa Perjanjian Lama adalah bayangan, karena penebusan manusia tidak dapat disetarakan dengan korban binatang, kecuali dengan korban manusia juga.
Imam Besar inilah yang berkuasa menyelamatkan Bangsa Israel dari perbudakan Bangsa Mesir di bawah pimpinan Fir'aun. Imam besar ini yang berkuasa melepaskan Daud dari tangan Saul. Imam Besar ini yang melepaskan Daniel dari mulut singa. Imam Besar ini juga yang berkuasa menenangkan angin dan ombak yang menerjang perahu murid-murid-Nya. Imam Besar ini Juga yang membangkitakan Lazarus dari kematian. Yesus sebagai Imam Besar kita yang berkuasa melepaskan kita dari berbagai kelemahan, pencobaan, sakit penyakit, dan kesulitan bagaimanapun besarnya.



3. Yesus Imam Besar Yang memahami kelemahan-kelemahan kita

Memiliki kedewasaan iman dan kasih ALLAH merupakan hasil yang dicapai oleh setiap orang yang bertekun dalam setiap ujian. Jika saat ini kita sedang berada di dalam keadaan yang sulit, janganlah kita bersungut dan lari dari hadirat TUHAN. Kita harus tetap mengucap syukur dan memohon kekuatan-NYA supaya kita mampu bertahan dalam ujian itu. Kita kenal TUHAN YESUS yang selalu bertahan dalam pencobaan setelah berpuasa selama 40 hari, yaitu dengan menggunakan Firman ALLAH untuk mengalahkan iblis. Itulah yang harus kita lakukan dalam menghadapi setiap ujian, selalu berpegang teguh pada kebenaran Firman TUHAN. Maka kitapun akan diubah untuk menjadi "serupa" dengan YESUS.
Yang dimaksud memahami disini mengandung arti ikut ambil bagian dalam penderitaan kita, bahkan ikut menanggung segala penderitaan kita. Imam Besar ini juga yang selalu mendampingi kita dan memahami sepenuhnya apa yang tengah kita hadapi. Hidup yang tak menentu ini membutuhkan penyerahan diri sepenuhnya untuk setiap kelemahan-kelemahan yang kita miliki yang membuat kita menjauh dari-Nya. Maukah anda mempertaruhkan segenap hidup anda ke dalam tangan tangan-Nya?



Kesimpulan
Yesus sebagai Imam ini menunjukkan betapa kuasaNya Dia untuk menjadi perantara antara Allah dengan manusia, dan satu hal lagi sebagai Anak Allah Dia memberikan pengorbanan penebusan bukan seperti Perjanjian Lama tetapi lewat pengorbananNya di Kayu Salib sehingga manusia dapat diselamatkan dengan mengaku dan percaya kepadaNya. Lewat karyaNya manusia menerima anugerah dan kasih karunia dalam kehidupan ini. Yesus Kristus adalah Anak Allah yang mewakili Tuhan untuk menyatakan kehendak-Nya kepada manusia di bumi. Yesus Kristus adalah Imam besar Agung yang mewakili manusia menghadap Tuhan (Ibrani 9 : 11-14). Yesus Kristus adalah Raja di atas segala raja. Yesus berada di sebelah kanan Tuhan Bapa menjalankan fungsi sebagai Imam Besar mendoakan manusia (Ibrani 8 : 1)
Dalam PL umat Israel tidak bisa langsung menghadap Allah. Mereka diwakili oleh imam atau imam besar. Sekarang kita semua bisa langsung menghadap Allah tanpa perantaraan siapapun selain Yesus, Imam Besar kita. Kita tidak perlu berdoa kepada maupun melalui Maria atau “orang kudus” lainnya. Ayat 16a dengan jelas mengajarkan, “marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri tahta kasih karunia”. Akses kepada Allah yang telah dibuka sekali untuk selamanya ini (bdk. Ibr 9:12, 26; 10:2) harus kita hargai dengan cara terus-menerus mendekat kepada Allah.
Allah memang tidak menghilangkan penderitaan kita atau membuat kita secara otomatis menjadi kebal terhadap penderitaan. Dia tetap meletakkan kita dalam penderitaan, tetapi hal ini bukan berarti Dia tidak mengasihi kita. Imam Besar kita turut merasakan apapun yang kita derita dan di tahta Allah tersedia rahmat dan kasih-karunia yang melimpah. Kapanpun kita membutuhkannya, kita tinggal datang ke tahta itu dan selalu akan menemukannya. Karena itu, mari kita terus-menerus datang kepada-Nya dalam doa kita.

Tidak ada komentar: